Sunday, July 1, 2007

Teroris yang Menggemparkan- 11 Juni 2007


Penemuan keberadaan teroris di wilayah Banyumas cukup menggemparkan warga. Apalagi di saat bersamaan tengah digelar hiruk pikuk Pilkades di sebagian besar wilayah Banyumas ini. Di tengah keramaian demokrasi lokal, warga dikejutkan dengan adanya salah satu warga yang diduga anggota teroris.Banyumas merupakan wilayah yang cukup ramai dengan pendatang Arus pendatang/migran yang masuk dari berbagai wilayah di Indonesia merupakan hal yang wajar pada sebuah daerah dengan perkembangan ekonomi seperti Banyumas. Adanya universitas negeri dan berkembangnya perekonomian di wilayah ini menyebabkan maraknya pendatang memasuki wilayah ini untuk bertempat tinggal ataupun mengadu nasib. Pergerakan manusia yang sangat cepat inilah yang kurang diantisipasi oleh pemerintah daerah maupun pemerintah lokal. Apalagi di tengah budaya individualisme saat ini dimana banyak warga yang tidak mempedulikan lingkungan sekitarnya. Masyarakat pun sebenarnya mempunyai peran dan tanggung jawab akan hal ini, dimana dalam lingkup kecil seperti RT [Rukun Tetangga] seharusnya administrasi keluar masuk warga yang bertempat tinggal bisa terdata dengan baik. Namun hal ini pun kadangkala luput mengingat rutinitas warga dalam kesehariannya. Administrasi kependudukan seringkali dianggap sebagai hal yang mudah namun senantiasa dipersulit. Banyak warga masyarakat yang enggan mendaftarkan dirinya sebagai pendatang mengingat berliku-likunya proses yang disyaratkan dalam pencatatan admininistratif tersebut. Padahal masalah administrasi kependudukan bukanlah menjadi tanggungjawab atau kebutuhan warga sematan namun mutlak menajdi kebutuhan dari pemerintah lokal setempat. Sehingga, aksi proaktif dari pemerintah lokal amat diperlukan agar memudahkan warga mengurus administrasi kependudukannya. Penanganan terorisme maupun menangkap pelaku terorisme memang mempersyaratkan adanya kerjasama yang baik antara pemerintah, masyarakat dan pihak keamanan atau kepolisian. Eksistensi satuan lawan terorisme seperti Densus 88 tidak akan ada artinya bila tidak ada peran dari citizen soldier karena peran citizen soldier merupakan tulang punggung di dalam aksi untuk memperkecil ruang gerak teroris. Kegagalan berulang kali yang dialami Polri untuk menangkap pelaku teroris selama dua tahun terakhir merupakan bukti yang tak bisa dipungkiri bahwa upaya penanganan terorisme bukan wilayah mutlak dan tunggal dari Polri saja.

No comments: