Sunday, July 1, 2007

Menyoal Prostitusi-19 Mei 2007

Terkuaknya kasus perdagangan anak di bawah umur yang ditemukan di wilayah Baturraden Purwokerto seakan menguak dan mengingatkan kita kembali masih adanya eksploitasi manusia terhadap manusia. Anak di bawah umur yang seharusnya masih dalam usia sekolah terpaksa melacurkan dirinya untuk memenuhi kebutuhan ekonomi yang saat ini kian menghimpit. Di tengah persaingan mencari kerja yang amat sulit saat ini, pilihan melacurkan diri pun dianggap mereka sebagai pilihan yang terpaksa dipilih. Perempuan dalam hal ini selalu menjadi korban, diperbudak di negeri orang (menjadi TKI) ternyata di negeri sendiri pun juga harus mengalami perbudakan. Perlu diakui, keberadaan Gang Sadar selama ini telah dikenal sebagai sentra pelacuran. Namun siapa yang mengakuinya? Dianggap sebagai lokalisasi pun tidak, dianggap sebagai pemukiman biasa pun amat naif, mengingat realitasnya di sana terjadi transaksi seks. Situasi demikian membuat perhatian terhadap keberadaan PSK (pekerja seks komersil) disana terabaikan. Terdapatnya pro kontra akan legalisasi sebuah tempat pelacuran memang tidak dapat terhindarkan karena menyangkut nilai budaya, agama dan moral yang ada di masyarakat. Di satu sisi, melegalkan tempat prostitusi akan dianggap melegalkan praktek pelacuran. Namun di sisi lain, membiarkan tanpa aturan sebuah lokalisasi juga berakibat buruk. Penyebaran penyakit seksual, akses yang tidak terbatas dari segala usia, baik pemakai maupun PSK-nya justru membuat dampaknya semakin tidak terukur dan meluas. Terlepas dari ada atau tidaknya pengakuan terhadap lokalisasi tersebut, penyuluhan kesehatan bagi warga dan pelarangan perdagangan anak mutlak diperlukan. Sudah tidak dapat dipungkiri lagi bahwa tempat pelacuran merupakan tempat dimana penyebaran penyakit menular seksual seperti HIV-AIDS lebih cepat beredar. Tentunya ini harus menjadi perhatian pemerintah untuk memikirkan kembali keberadaan lokalisasi ini. Dibatasi atau dilarang sekaligus tentunya menuntut komitmen serius dari pemerintah untuk memikirkan ratusan atau bahkan ribuan orang yang mungkin menggantungkan nasibnya pada keberadaan 'lokalisasi' ini. (#)

No comments: